NRIO ING PANDUM.Kalimat itu adalah kalimat yang populer di tanah
jawa. Yang mengandung arti bahwa kita
selayaknya mensyukuri atas apa yang telah
dianugerahkan oleh Tuhan pada kita. Tentunya
setelah kita berusaha dan berdoa.
Namun ada sebagian kita yang memahami
konsep ini dengan kacamata yang kurang tepat.
Terkadang konsep ini diartikan sebagai konsep
yang total dari menerima apa adanya. Kalo udah
kere ya udah, kalo udah miskin ya uwis, kalo
udah kekurangan ya oke kita emang harus hidup
dengan keadaan yang seperti ini.
Padahal sebenarnya "nrimo ing pandum" tidak
mengajarkan seorang manusia pasrah dengan
keadaan yang diterimanya. Justru konsep ini
mengajarkan pada kita bahwa dalam hidup kita
harus berusaha semaksimal mungkin atau kalo
perlu "ngoyo" dan memiliki target yang jelas.
Sedangkan untuk masalah hasilnya tentu kita
sudah tau bahwa penentu dari hasil usaha kita
adalah Tuhan, yang gak bisa disangkal
keputusanNya.
Ini berarti kita tidak boleh berada pada posisi yang
sebaliknya. Kita usahanya yaaa seadanya aja,
sebisanya aja, semampunya aja, tapi selalu
ngoyo pada hasilnya. Inilah yang sering
memunculkan kalimat "menghalalkan segala
cara".
Nrimo ing pandum bila diartikan lebih dalam lagi
adalah tidak mendasarkan ukuran pada
kebendaan. Materi buanyaaakkk hidup sukses,
makmur, bahagia. Materi sedikit hidup gagal,
miskin, muram.
Kebahagiaan tidak terletak pada materi, tapi
terletak pada hati dan pikiran yang menjadi raja
setiap jasad manusia. Sebanyak apapun materi
yang didapat, jika hati dan pikiran masih selalu
bilang kurang, ya jelas gak akan pernah bahagia.
Dan sebaliknya..
Pesan moral : nrimo bukan berarti mudah
menyerah pada keadaan, tapi keadaan bertawakal
dan berserah diri pada Tuhan, karena percaya
penuh bahwa manusia hanya dapat berupaya
semaksimal mungkin dengan segala daya dan
upaya dan sarana yang dimilikinya, sedang hasil
adalah 100% hak penuh dan hak prerogatif Tuhan