Dalam tradisi
Jawa dari dulukala telah dikenal berbagai
uborampe sesaji atau sesuatu yang disajikan
sebagai bentuk pewujudan doa (baca:
sinergisme/harmonisasi) dan harapan (upaya
penyelarasan) ke dalam simbol. Doa dan harapan
tak cukup sekedar di ucapkan dalam hati dan
mulut saja. Sebagai ungkapan dari ketangga
(keketeg hing hangga) atau tekad bulat di dalam
jiwaraga. Dengan harapan agar supaya lahirnya si
ponang jabang bayi dan ibu yang mengandung
diberikan keselamatan, kelancaran, selalu dalam
lindungan dan berkah Ilahi melalui perantara
energi hidup manasaja ; lewat perantara suami,
perantara dokter, bidan, perawat, orang lain tak
dikenal, tetangga, teman, kerabat, saudara,
maupun perantara para leluhurnya sendiri.
Adapun syarat-syarat atau uborampe jika usia
kehamilan sudah mencapai :
SATU BULAN
Materi selamatan berupa : bubur abor-abor atau
bubur sungsum, yang dibuat dari tepung beras
dengan sedikit garam. Cara menghidangannya
dengan diberi 2 macam kuah yakni ; juruh, atau
gula jawa yang sudah dicairkan dan, santan yang
diperas dengan air putih matang ditambah garam
secukupnya (dicolok uyah).
DUA BULAN
Materi selamatan terdiri dari ;
1. Nasi tumpeng kuluban (nasi tumpeng yang
sekelilingnya diberi urap atau gudangan). Berbagai
macam kuluban tergantung daerah masing-
masing, yang penting jumlah warnanya harus
ganjil.
2. Bubur merah (bubur beras yang dikasih gula
merah).
3. Bubur putih (bubur beras ditambah dengan
santan).
4. Bubur merah putih (bubur merah diatasnya
ditaruh bubur putih)
5. Bubur baro-baro (bubur putih di atasnya diberi
parutan kelapa dan sisiran gula merah). Untuk
daerah solo dan sekitarnya bubur baro-baro
terbuat dari bubur bekatul atau dedak halus, di
atasnya diberi parutan kelapa dan gula merah.
6. Pipis kental (tepung beras, garam, santan, gula
merah, dijadikan satu dengan dibungkus daun
pisang lalu dikukus).
7. Segala macam jajan pasar (makanan kecil yang
dijual di pasar).
8. Kembang boreh (bunga serba putih ; mawar
putih, melati, kanthil di tambah dengan boreh
yakni parutan dlingo dan bengle dicampur).
Biasanya pedagang bunga sudah menyiapkan
kembang boreh. Jika beli bunga hendaknya
jangan menawar, tetapi jatuhkan uang
sekehendak anda sendiri.
TIGA BULAN (Madeking)
Materi selamatan berupa ;
1. Nasi punar (nasi gurih yang berwarna kuning)
lauknya berupa daging. Jeroan, mata kerbau atau
mata sapi, dan sambel goreng.
2. Kue Apem (tepung beras yanag ditambah sedikit
ragi dan gula merah secukupnya).
3. Beberapa macam Ketupat ; sinta, jago,
sidolungguh, dan ketupat luwar.
LIMA BULAN
1. Nasi kuluban.
2. Ulat-ulatan (tepung beras dengan adoonan air
yang berwarna merah, kuning, hitam, dan
dicetak seperti ulat).
3. Ketan mancawarna (ketan beraneka warna) yang
di dalam penghidangannya selalu dengan enten-
enten (parutan kelapa yang dimasak dengan
garam dan gula merah).
Selamatan 5 bulan ini kerabat diberi makanan
tersebut disajikan di dalam takir (alas makan nasi
dari lipatan daun pisang) yang dihiasi janur
kuning dan memakai 5 macam tusuk jarum :
emas, suasa, perak, besi, dan tembaga yang
dialasi dengan tampah atau tambir, boleh juga
menggunakan cobek. Lalu mohon doa restu agar
diberi keselamatan dan kelancaran bagi
semuanya, jabang bayi dan ibu hamil beserta
seluruh keluarga dan kerabat. Pada selamatan ke
5 bulan ini dibuat takir pontang, isinya ; nasi wajar
dan nasi punar, dengan lauk pauk terdiri dari ;
daging sapi/kerbau, jeroan, dan mata kebo. Dan
diisi makanan yang dipakai untuk selamatan,
masih ditambah dengan rujak cerobo (rujak
dengan campuran berbagai macam buah,
idealnya 7 macam buah-buahan).
ENAM BULAN
Materi berupa : apem kocor (tepung beras diberi
ragi secukupnya tetapi tanpa gula). Dihidangkan
dengan juruh (cairan gula merah dan santan).
Apem kocor sama dengan cara penyajian kue
serabi manis (Sunda ; surabi amis).
TUJUH BULAN
Lihat dalam tulisan terdahulu. Silahkan klik
TINGKEBAN, MITONI.
DELAPAN BULAN
Materi selamatan berupa ;
Bulus angrem (kue klepon yang di atasnya
ditaruh kue serabi ditelungkupkan). Kue serabi
diumpamakan seekor bulus mengeram, kue
klepon diumpamakan telornya. Kue klepon
terbuat dari tepung ketan yang dicampur air
diremas daun pandan. Lalu dibentuk bulat-bulat
sebesar telur puyuh di dalamnya dimasukkan
gula merah. Setelah itu dikukus, disajikan dengan
parutan kelapa. Sedangkan kue serabi ; terdiri
tepung beras, dicampur dengan parutan kelapa
diaduk lalu disangan.
SEMBILAN BULAN
Materi selamatan berupa ; bubur procot (tepung
beras dimasak bersama gula merah, santan.
Setelah hampir masak, diberi pisang dikupas dan
utuh, lalu dimasukkan ke dalam takir).
APABILA ADA TANDA-TANDA TELAT
MELAHIRKAN
Apabila telah menginjak 9 bulan (lebih 10 hari)
belum merasakan tanda-tanda kelahiran.
Dilakukan selamatan dengan dawet plencing.
Bahan-bahan ; pati onggok diberi gula dan santan.
Dijual kepada anak-anak tetangga kiri kanan,
"uangnya" menggunakan pecahan genteng
(kreweng) yang sudah disiapkan terlebih dulu.
Dawet atau cendol plencing harus diminum
sampai habis ditempat penjualan lalu si pembeli
disuruh berlari kencang (jawa; mlencing).
Sepintas memang aneh dan lucu, tetapi jangan
heran jika ibu hamil segera merasa tanda-tanda si
ponang jabang bayi akan segera lahir. Apabila
setelah dibuatkan dawet plencing tidak juga
keluar, biasanya si ponang jabang bayi memang
akan lahir lebih lama dari waktu umumnya.
Seperti halnya ank saya sendiri, istri saya hamil
selalu setahun lebih, 13 bulan bahkan ada yang
beberapa tahun lamanya, baru kemudian lahir
dengan sendirinya dan selamat semuanya.
JIKA KESULITAN MELAHIRKAN
Berikut ini saya tayangkan materi yang disajikan
bagi ibu yang mengalami kesulitan saat akan
melahirkan. Apabila "pembukaan" terjadi sangat
lambat, bahkan hingga ketuban mengalami pecah
di dalam rahim, yang beresiko bayi keracunan air
ketuban. Karena janin terendam dalam ketuban
yang telah tercampur dengan tinja dan air
kencing bayi. Tindakan medis yang bisa dilakukan
adalah operasi caesar. Untuk itu, tata cara berikut
merupakan langkah antisipasi yang bisa
dilakukan. Soal berhasil tidaknya semua itu
menjadi ketentuan akhir dari Gusti Hyang
Mahawisesa. Namun biasanya tata cara berikut
mempunyai akurasi cukup besar yang bisa
diharapkan.
1. Melompati pintu depan (pintu ruang tamu)
sambil menelan minyak kelapa sesendok makan.
Untuk saat ini minyak kelapa bisa diganti dengan
ViCO (Virgin Coconut Oil) yang manfaatnya jauh
lebih besar untuk kesehatan badan. Caranya, anda
melangkahi pintu dari dalam rumah ke arah luar
rumah. Saat melangkahi pintu sambil berucap
mantra demikian :
"Jabang bayi kang ono ing guwa garbaku, enggal
metuo kanthi lancar lan slamet, slamet jabang
bayine slamet ibune, dadi bocah pinunjul, bisa
mikul dhuwur mendhem jero wong tuwa,
hambeg lakutama. Kabeh saka kersaning Gusti
Allah".
Kalimat di atas sebagai bentuk komunikasi antara
si Ibu dengan si Jabang bayi. Dengan adanya
komunikasi batin dan lahir, diharapkan ada
keselarasan kehendak dan rasa di antaranya.
Kemauan si Ibu dan si jabang bayi bisa harmonis
dan sinergis yang akan menimbulkan efek energi
baru untuk segera lahir dan melahirkan.
2. Cara yang lain adalah sbb : menyiapkan materi
atau uborampe berikut ;
Dengan mengucapkan mantra sebagai mana no 1
di atas. Materinya terdiri dari : Dawet brojol, gula
merah (Jawa), kembang setaman, kelapa dibelah.
Adapun makna dari beberapa uborampe
tersebut ; Dawet brojol, agar mudah mbrojol
(keluar dengan menelusup), segar-bugar, dan
lancar dan licin keluar seperti cendol. Gula Jawa
(gula merah), supaya jabang bayi segera ngejawa
(keluar/ngejawantah/lahir). Kelapa dibelah,
agar supaya hatinya terbuka, menjadi tenteram,
tidak gelisah dan khawatir. Berarti pula, memecah
kebuntuan, membuka jalan bagi si jabang bayi,
membuka segala hal yang menjadi penghalang
dan penghambat. Karena perasaan gelisah dan
khawatir saat akan melahirkan bayi justru sangat
mempengaruhi kelancaran melahirkan. Semakin
takut, khawatir, gelisah akan menimbulkan
hambatan-hambatan saat akan melahirkan.
Kembang setaman : terdiri mawar merah dan
putih, kathil, melati, kenanga. Harum bunga,
indah warna membuat hati senang, tenteram,
dan tenang. Selain itu, ubo rampe juga untuk
mewujudkan rasa penghormatan kepada semua
leluhur yang menurunkan anda, dengan harapan
selalu njangkung dan njampangi saat-saat
melahirkan si jabang bayi.